Fungsi utama dari Wireless LAN adalah untuk menjangkau wilayah LAN
yang sulit dicapai dengan kabel tembaga biasa (copper wire), juga untuk
menjangkau pengguna bergerak (mobile-users). Ada empat komponen utama
dalam membangun jaringan WLAN ini:
1. Access Point, merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari
klien ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya
adalah milik sebuah perusahaan. Access-Point berfungsi mengkonversikan
sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan
melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan
dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.
2. Wireless LAN Interface, merupakan device yang dipasang di
Access-Point atau di Mobile/Desktop PC, device yang dikembangkan secara
massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card
International Association) card.
3. Wired LAN, merupakan jaringan kabel yang sudah ada, jika Wired LAN tidak ada maka hanya sesama WLAN saling terkoneksi.
4. Mobile/Desktop PC, merupakan perangkat akses untuk klien, mobile
PC pada umumnya sudah terpasang port PCMCIA sedangkan desktop PC harus
ditambahkan PC Card PCMCIA dalam bentuk ISA (Industry Standard
Architecture) atau PCI (Peripheral Component Interconnect) card.
Secara relatif perangkat Access-Point ini mampu menampung beberapa
sampai ratusan klien secara bersamaan. Beberapa vendor hanya
merekomendasikan belasan sampai sekitar 40-an klien untuk satu Access
Point. Meskipun secara teorinya perangkat ini bisa menampung banyak
namun akan terjadi kinerja yang menurun karena faktor sinyal RF itu
sendiri dan kekuatan sistem operasi Access Point. Saat ini sistem
operasi Access Point dikembangkan dengan dasar prosesor i486 dan RAM
4-8MB.
Komponen logik dari Access Point adalah ESSID (Extended Service Set
IDentification) yang merupakan standar dari IEEE 802.11. Klien harus
mengkoneksikan PCMCIA cardnya ke Access Point dengan ESSID tertentu
supaya transfer data bisa terjadi. ESSID menjadi autentifikasi standar
dalam komunikasi wireless. Dalam segi keamanan beberapa vendor tertentu
membuat kunci autentifikasi tertentu untuk proses autentifikasi dari
klien ke Access Point.
Rawannya segi keamanan ini membuat IEEE mengeluarkan standarisasi
Wireless Encryption Protocol (WEP), sebuah aplikasi yang sudah ada dalam
setiap PCMCIA card. WEP ini berfungsi meng-encrypt data sebelum
ditransfer ke sinyal RF, dan men-decrypt kembali data dari sinyal RF.
Enkripsi yang umum dipakai adalah sebesar 40bit dan ada beberapa vendor
tertentu yang mengeluarkan WEP sampai 128bit. 2. Spread Spectrum .
Bagaimana data bisa bergerak di udara? Wireless LAN mentransfer data
melalui udara dengan menggunakan gelombang elektromagnetik dengan
teknologi yang dipakai adalah Spread-Sprectum Technology (SST). Dengan
teknologi ini memungkinkan beberapa user menggunakan pita frekuensi yang
sama secara bersamaan. SST ini merupakan salah satu pengembangan
teknologi Code Division Multiple Access (CDMA). Dengan urutan kode (code
sequence) yang unik data ditransfer ke udara dan diterima oleh tujuan
yang berhak dengan kode tersebut. Dengan teknologi Time Division
Multiple Access (TDMA) juga bisa diaplikasikan (data ditransfer karena
perbedaan urutan waktu/time sequence).
Dalam teknologi SST ada dua pendekatan yang dipakai yaitu:
1. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), sinyal ditranfer dalam
pita frekuensi tertentu yang tetap sebesar 17MHz. Prinsip dari metoda
direct sequence adalah memancarkan sinyal dalam pita yang lebar (17MHz)
dengan pemakaian pelapisan (multiplex) kode/signature untuk mengurangi
interferensi dan noise. Untuk perangkat wireless yang bisa bekerja
sampai 11Mbps membutuhkan pita frekuensi yang lebih lebar sampai 22MHz.
Pada saat sinyal dipancarkan setiap paket data diberi kode yang unik dan
berurut untuk sampai di tujuan, di perangkat tujuan semua sinyal
terpancar yang diterima diproses dan difilter sesuai dengan urutan kode
yang masuk. Kode yang tidak sesuai akan diabaikan dan kode yang sesuai
akan diproses lebih lanjut.
2. Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS), sinyal ditransfer secara
bergantian dengan menggunakan 1MHz atau lebih dalam rentang sebuah pita
frekuensi tertentu yang tetap. Prinsip dari metoda frequency hopping
adalah menggunakan pita yang sempit yang bergantian dalam memancarkan
sinyal radio. Secara periodik antara 20 sampai dengan 400ms (milidetik)
sinyal berpindah dari kanal frekuensi satu ke kanal frekuensi lainnya.
Pita 2.4GHz dibagi-bagi ke dalam beberapa sub bagian yang disebut
channel/kanal. Salah satu standar pembagian kanal ini adalah sistem ETSI
(European Telecommunication Standard Institute) dengan membagi kanal
dimulai dengan kanal 1 pada frekuensi 2.412MHz, kanal 2 2.417MHz, kanal 3
2.422MHz dan seterusnya setiap 5MHz bertambah sampai kanal 13.
Dengan teknologi DSSS maka untuk satu perangkat akan bekerja menggunakan
4 kanal (menghabiskan 20MHz, tepatnya 17MHz). Dalam implementasinya
secara normal pada lokasi dan arah yang sama hanya 3 dari 13 kanal DSSS
yang bisa dipakai. Parameter lain yang memungkinkan penggunaan lebih
dari 3 kanal ini adalah penggunaan antena (directional antenna) dan
polarisasi antena itu sendiri (horisontal/vertikal). Penggunaan antena
Omni-directional akan membuat sinyal ditransfer ke seluruh arah (360
derajat).
Teknologi FHSS ditujukan untuk menghindari noise/gangguan sinyal pada
saat sinyal ditransfer, secara otomatis perangkat FHSS akan memilih
frekuensi tertentu yang lebih baik untuk transfer data. Kondisi ini
menjadikan satu keuntungan dibandingkan dengan DSSS.
Teknologi DSSS dan FHSS tidak saling interoperable artinya perangkat
DSSS tidak akan bisa melakukan koneksi ke perangkat FHSS dan sebaliknya.
Berikut adalah tabel perbandingan DSSS dengan FHSS:
Manakah yang lebih baik? Pertanyaan ini bisa membuat flame-war
tersendiri baik di kalangan vendor pembuat perangkat maupun penggunanya.
Masing-masing akan berargumentasi produknya yang terbaik, dengan kata
lain sulit untuk membandingkan teknologi mana yang lebih baik karena
implementasi wireless 2.4GHz penuh dengan trik, di mana trik yang telah
dikembangkan di wilayah tertentu belum tentu akan berhasil sempurna
diimplementasikan di tempat lain.
Vendor wireless dan produknya yang mengembangkan perangkat spread-spectrum 2.4GHz antara lain:
Cisco Systems Aironet 340 Series
Lucent Technologies Orinoco
3Com AirConnect
Apple Computer AirPort
BreezeCOM BreezeACCESS, BreezeNET PRO 11, and BreezeNET DS.11
Enterasys RoamAbout
Intermec Intermec 2101, 2100, and 2102
Nokia A020, A032
Nortel Networks e-Mobility
Proxim Harmony, RangeLAN-DS, RangeLAN2, Symphony, and Stratum
Symbol Technologies Spectrum24
3. Teknologi Alternatif
Selain teknologi Spread Spectrum dengan metoda DSSS dan FHSS ada beberapa teknologi alternatif lainnya yang masih dikembangkan.
BlueTooth
BlueTooth awalnya dikembangkan untuk mengkoneksikan laptop, PDA
(Personal Digital Assistance) dan Telepon Selular secara wireless.
Merupakan generasi mendatang jaringan peer-to-peer. Spesifikasi awal
BlueTooth disiapkan untuk wireless voice dan transmisi data jarak
pendek.
HiperLAN 2
High Performance Radio LAN type 2 adalah broadband wireless yang
beroperasi di frekuensi 5Ghz dengan transmisi bisa mencapai 54Mbps.
HiperLAN 2 dipromosikan oleh FCC (Federal Communications Commission) dan
ETSI Broadband Radio Access Network (BRAN) dan lebih banyak
dikembangkan di Eropa.
IEEE 802.11
Standar IEEE 802.11 mengkhususkan pengembangan teknologi lapisan fisik
dan link wireless LAN (lapisan 1 dan 2 OSI). Ada 6 standar yang dipakai:
802.11a, 5GHz dengan teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplex)
802.11b, DSSS pada lapisan fisik dengan transfer data 5.5 sampai 11Mbps.
802.11d, standar kebutuhan fisik (channel, hopping, pattern, MIB snmp)
802.11e, pengembangan aplikasi LAN dengan Quality of Service (QoS),
keamanan dan autentifikasi untuk aplikasi seperti suara, streaming media
dan konferensi video.
802.11f, rekomendasi praktis untuk Multi-Vendor Access Point
Interoperability melalui Inter-Access Point Protocol Access Distribution
System Support.
802.11g, standar untuk penggunaan DSSS dengan transfer 20Mbps dan OFDM
54Mbps. Standar ini backward-compatible dengan 802.11b dan bisa
dikembangkan sampai lebih dari 20Mbps
4. Istilah
Berikut beberapa istilah yang akan sering dijumpai dalam dunia wireless 2.4GHz:
Broadband:
sebuah tipe transmisi data dengan menggunakan satu media dengan membawa beberapa kanal sekaligus, contohnya TV Kabel.
Bandwidth:
ukuran lebar pita frekuensi yang digunakan dalam sinyal radio, contohnya
bandwidth total dari perangkat 2.4GHz adalah 80MHz. Dalam bit rate
lebih sering ditujukan untuk menampilkan kecepatan transfer data,
misalnya 11Mbps untuk perangkat mutakhir wireless 2.4GHz.
Bit-rate:
kecepatan bit data yang ditransmisikan ke lapisan fisik (dalam konteks
lapisan OSI), sering juga disebut sebagai signalling rate, sedikit
berbeda dengan arti throughput. Throughput umumnya merupakan hasil akhir
pengetesan sebuah koneksi dengan data yang besar dan dalam waktu yang
tidak singkat.
Carrier:
frekuensi dasar yang digunakan oleh sistem. Proses modulasi akan
menghasilkan sinyal tengah dari lebar pita bandwidth yang tersedia.
Carrier-Sense:
pengecekan transmisi ke media yang ada untuk menentukan proses transmit,
umumnya dengan mengukur tingkat kekuatan sinyal yang diterima.
CDMA:
Code Division Multiple Access, teknik yang digunakan untuk membagi
bandwidth yang sama ke dalam kanal yang berbeda dengan menggunakan
urutan kode.
CSMA:
Carrier Sense Multiple Access, penggunaan carrier sense untuk mengakses
media. Merupakan salah satu metoda utama dalam jaringan ethernet.
CSMA/CD:
CSMA Collision Detection, sebuah metoda dalam ethernet dengan terlebih dahulu mendeteksi tumbukan/tabrakan (collision).
CSMA/CA:
CSMA Collision Avoidance, sebuah metoda dalam wireless LAN dengan menghindari tumbukan.
Cell:
sel, kumpulan node dalam area yang sama yang bisa saling berkomunikasi,
node yang berada di luar jangkauan harus dibentuk sebuah sel baru.
Channel:
kanal, dalam istilah radio merupakan sinonim dari lebar frekuensi
tertentu. Bisa juga merupakan sebuah koneksi stream dari satu titik ke
titik lain (bisa satu atau banyak), contoh sederhananya adalah channel
TV.
dB
(decibel): merupakan ekspresi logaritmik dari sebuah nilai. Digunakan
dalam menyatakan kekuatan sinyal (signal strength) dengan ekspresi dBm
(decibel-miliWatt: referensi 1mWatt setara dengan 0dBm). Perbedaan
antara dua nilai dinyatakan dalam dB (tanpa m).
Fading:
variasi dalam kinerja kanal terhadap perubahan lingkungan, mengakibatkan perubahan dalam kekuatan penerimaan sinyal.
FEC:
Forward Error Correction, sebuah teknik yang digunakan dalam
menanggulangi kesalahan yang dibuat dalam kanal yang banyak
gangguan/noise dengan menambah bit redundancy dalam transmisi data.
Modem:
Modulator Demodulator, dalam perangkat radio adalah bagian yang
mengkonversikan data bit ke dalam modulasi radio. Secara umum adalah
perangkat yang mengkonversikan digital ke analog dan sebaliknya.
Modulasi:
sebuah teknik yang mengkodekan informasi dalam frekuensi radio. Ada dua
teknik yang sering dipakai yaitu modulasi amplitudo (AM – merubah
kekuatan gelombang) dan modulasi frekuensi (FM – merubah waktu
frekuensi).
Noise:
sinyal yang tidak dibutuhkan oleh perangkat radio, bisa berupa sinyal
background, sinyal interferensi maupun transmisi di luar jaringan.
Roaming:
kemampuan berpindah sel dalam satu jaringan.
SNR:
Signal to Noise Ratio, perbedaan kekuatan sinyal yang diharapkan terhadap sinyal noise ataupun sinyal yang tak diinginkan.
ISM:
Industrial Scientific Medical, konteks implementasi dari sebuah
teknologi. Frekuensi ISM berada pada 900MHz, 2.4GHz dan 5GHz. Untuk
kepentingan ISM secara internasional frekuensi tersebut dibebaskan tanpa
perlu lisensi khusus.
Bridge:
merupakan perangkat yang menghubungkan jaringan dengan jaringan (bisa
sama atau berbeda). Perangkat wireless LAN umumnya difungsikan sebagai
bridge.
BSS:
Basic Service Set, merupakan kondisi yang diimplementasikan di perangkat
Access Point, seluruh node melakukan transmisi ke Access Point, dan
disebar ke node lain.
IBSS:
Independent BSS, merupakan bentuk sederhana wireless LAN yang terdiri
dari beberapa node yang masing-masing bisa saling melihat yang lain
(peer-to-peer) dan tidak ada yang bertindak sebagai Access-Point.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar